Monday, August 17, 2009

Let's Talk About District 9

Tiga puluh tahun yang lalu, kontak pertama alien ke bumi terjadi di Johannesburg, Afrika Selatan. Alien lebih memilih pasif dan tidak menyerang manusia. Pemerintah lewat MNU (Multi-National United) kemudian membangun sebuah daerah bernama District 9 untuk menampung alien-alien yang mengungsi.

Sebuah kapal luar angkasa raksasa menggantung di langit Johannesburg tanpa bergerak sedikit pun. Manusia kemudian mencari tahu isi dalam kapal dan ternyata diisi alien-alien yang kelaparan dan liar. Bentuk alien ini tidak seperti gambaran imajinasi Steven Spielberg dalam film E.T, sangat berbeda sekali dengan bentuk tipikal alien umumnya. Lebih mirip udang yang bertentakel atau perpaduan serangga dan lobster hingga disebut Prawn. Para Prawn ini digambarkan lebih bodoh dari manusia, memiliki perasaan, lemah dan bisa stres.


Pemerintah kemudian merelokasi para Prawn ini ke sebuah tempat kumuh bernama District 9, namun ternyata situasi District tidak kondusif hingga pemerintah memutuskan memindahkan para Prawn ke tempat lain. Wikus van der Merwe (Sharlto Copley) ditugaskan MNU untuk memimpin operasi pemindahan tersebut. Namun, saat operasi pemindahan dilakukan para Prawn menolak hingga Wikus terpecik cairan salah satu Prawn.Ironisnya, Wikus yang seharusnya menjadi pahlawan negara harus menjadi buronan MNU karena darahnya terkontaminasi virus misterius.

Sebuah ide dan terobosan baru ditampilkan sutradara muda berusia 28 tahun Neill Blomkamp dengan menggabungkan gaya mockumentary (gaya penuturan dokumenter seolah-olah terlihat nyata). Walau hanya dengan bujet yang minim sekitar 30 juta dolar, efek CGI yang ditampilkan cukup bagus dan terlihat real. Sebenarnya proyek District 9 adalah proyek pengganti Halo yang akan dibesut Peter Jackson. Sayangnya, proyek Halo tidak dilanjutkan, dan sebagai gantinya Peter Jackson memproduseri District 9.

Bersamaan dengan tayang film ini 14 Agustus di Amerika, Neil merilis sebuah film pendek berjudul Alive in Johanessburg. Film itu mengisahkan konflik antara penduduk dan alien di District 9 yang tidak menerima kehadiran alien. Gambaran cerita District 9 sebenarnya terinspirasi dari politik Apartheid di Afrika Selatan dimana kaum kulit hitam diperlakukan sebagai budak, begitulah yang terjadi pada alien yang didiskriminasi dalam film ini. Alien ini merasa tertekan dan ingin pulang ke tempat asal mereka.

Teknik viral marketing yang diluncurkan beberapa waktu yang lalu cukup membuat banyak orang penasaran. Viral marketing tersebut menampilkan beragam poster tentang hubungan kesenjangan sosial antara manusia dengan alien, video-video berisi wawancara dengan masyarakat sekitar District 9, pengumuman penting dari MNU hingga lowongan pekerjaan dari MNU. Sungguh sebuah VM yang unik dan luar biasa seolah-olah dibikin nyata.

Beragam pujian dari kritikus film di alamatkan ke District 9. Hampir semua kritikus memuji film berdurasi 1 jam 52 menit ini dengan memberikan rating yang cukup tinggi. Bahkan, bisa dibilang film District 9 adalah salah satu best summer movies 2009!

No comments:

Post a Comment