Film Hollywood akan berhenti beredar di Indonesia. Tak hanya itu, film Eropa, Mandarin, dan India atau Bollywood juga takkan beredar lagi. Kabar tak mengenakkan itu datang dari wakil MPA (Motion Picture Associated), Frank S Rittman yang mengatakan pihaknya sejak Kamis lalu sudah menarik semua film asing yang beredar di bioskop-bioskop Indonesia. Penarikan ini juga berlaku bagi film yang sedang tayang dan akan beredar bisa ditarik sewaktu-waktu. Keputusan ini membuat pemilik bioskop seperti grup 21 Cineplex dan Blitz Megaplex meradang dan harus menelan pil pahit.
Menurut juru bicara 21 Cineplex, Noorca Massardi penarikan film Hollywood disebabkan karena MPA memprotes kenaikan pajak impor untuk film Hollywood yang dinilai terlalu tinggi. Aturan kenaikan pajak ini telah diberlakukan sejak Januari 2011 lalu oleh Dirjen Pajak dan Bea Cukai.
Seperti yang dikutip dari pernyataan resmi Massardi pada pers, setiap kopi film impor yang masuk ke Indonesia, selama ini sudah dikenakan bea masuk+pph+ppn sebesar 23,75% dari nilai barang. Selain itu, selama ini, pemerintah melalui Ditjen Pajak dan Kemenkeu juga selalu menerima pembayaran pajak penghasilan 15% dari hasil eksploitasi setiap film impor yang diedarkan di Indonesia.
Selama ketentuan bea masuk atas hak distribusi film impor itu diberlakukan, dan karena Ditjen Bea Cukai tidak mau menanggapi seluruh argumen keberatan terhadap peraturan baru, Ikatan Perusahaan Film Impor Indonesia (Ikapifi) dan Bioskop 21 tak akan lagi mendistribusikan film produksi Amerika Serikat atau Hollywwod di seluruh wilayah Indonesia, mulai hari Kamis (17/2) kemarin.
Sejak dua hari yang lalu. 21 Cineplex sudah menghapus film-film Hollywood yang akan beredar di coming soon, padahal hari Jumat (18/02/11) kemarin seharusnya film nonimasi Oscar 127 Hours dan Black Swan akan tayang perdana. Film coming soon 21 Cineplex hanya diisi film Indonesia. Jika pemerintah tak bersikap bijak dalam hal ini, Massardi memastikan pemilik bioskop akan banyak yang gulung tikar dan 10.000 karyawan Cineplex akan terancam kehilanggan pekerjaan. Ini belum ditambah mal-mal dan parkir yang akan sepi pengunjung. Massardi menegaskan banyak efek negatifnya jika film Hollywood tak beredar di bioskop. Belum lagi, aktivitas download dan pembajakan akan semakin subur. Ironisnya, hampir semua film Indonesia didominasi genre horor mesum yang isinya hanya mempertontonkan tubuh seksi seperti film Arwah Goyang Karawang, Cewek Saweran, Pantai Jenglot Selatan. Apa jadinya jika bioskop-bioskop seluruh Indonesia hanya diisi dengan film horor seks yang tak bermutu?
Dua film Hollywood yang ditunggu-tunggu bulan ini dan akan segera tayang Battle : Los Angeles dan I Am Number Four sudah masuk ke Indonesia. Bahkan, Lembaga Sensor Film (LSF) sudah menyensor dua film ini. Tapi sayangnya, imbas dari keputusan MPA, dua film ini tidak akan ditayangkan. 21 Cineplex hanya bisa berdoa berharap kebijakan kenaikan pajak impor bisa kembali dinegosiasikan dan film-film Hollywood bisa kembali tayang seperti semula. (TS/dari berbagai sumber)
Parah Gila!!!!mau jd apa bangsa ini!!!!
ReplyDelete